Contoh Makalah Studi Perkara Kesulitan Mencar Ilmu Pada Murid Sd

Judul Contoh Makalah: 

Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD

 Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD
Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD


Keterangan Contoh Makalah:

Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word dan PDF. Berikut ini kutipan teks dari isi Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD.

Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani belum dewasa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang tampaknya sulit sekali mendapatkan bahan pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung yang merupakan kebutuhan dasar yang akan dipelajari pada ketika sekolah dasar. Hal ini terkadang menciptakan guru menjadi putus asa memikirkan bagaimana menghadapi anak- anak ibarat ini. Demikian juga para orang renta yang mempunyai belum dewasa yang mempunyai kesulitan dalam belajar. Harapan semoga anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa belum dewasa mereka kesulitan dalam belajar.

Akan tetapi yang lebih menyedihkan yaitu perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan berguru dari orang renta dan guru yang tidak mengetahui dilema yang sebenarnya, sehingga mereka memperlihatkan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal tanpa memahami dan menelusuri latar belakang, alasannya yaitu akhir kenapa anak tersebut mengalami kegagalan dalam belajar.

Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan dilema kesulitan belajar. Begitu juga para mahasiswa yang pada ketika melaksanakan penelitian di sekolah dasar melihat bahwa kebanyakan guru belum maksimal dalam upaya pemberian pemberian terhadap kesulitan berguru ank di sekolah. Untuk itu penulis terpanggil untuk memperlihatkan beberapa masukan dan saran kepada pihak sekolah yang diteliti.

Adalah SD Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo. Kalau dilihat dari profilnya, sekolah ini termasuk sekolah unggulan di Kecamatan Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan pemantauan peneliti sendiri sehabis melihat beberapa piagam dan piala baik itu di bidang akademiik, olahraga, maupun seni budaya. Dan ketika peneliti sendiri mewawancarai Kepala Sekolah, Bapak Sudarto, S. Ag., membenarkan akan hal itu. Keunggulan sekolah ini juga ditandai dengan hasil dari Badan pengakuan Sekolah Kabupaten Tanggamus Tahun 2008 dengan predikat nilai B (plus).

Walaupun demikian, tentunya walaupun sekolah ini merupakan termasuk sekolah unggulan, peneliti mengamati wacana pelayanan pemberian bimbingan berguru terhadap siswa masih belum berjalan dengan baik. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba melaksanakan penelitian terhadap 2 murid kelas 5 (lima).

Profil Sekolah
Profil SD Muhammadiyah Waringinsari ini merupakan salah satu sekolah unggulan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Adapun profil sekolah ini sebagaimana terlampir.

Identifikasi Kesulitan Belajar

Defenisi Kesulitan Belajar
Aktifitas berguru bagi setiap individu, tidak selamanya sanggup berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang kala tidak, kadang- kadang sanggup cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang kala terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laris dikalangan anak didik. “dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak sanggup berguru sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan berguru merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam berguru tidak sanggup dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami dilema kesulitan belajar. Kesulitan berguru ini tidak selalu disebabkan lantaran factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental),akan tetapi sanggup juga disebabkan lantaran faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa kesulitan berguru yaitu suatu kondisi proses berguru yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang sanggup menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami aneka macam kesulitan. Kesulitan berguru siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan sanggup bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada karenanya sanggup menyebabkan prestasi berguru yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan berguru siswa meliputi pengetian yang luas, diantaranya: (a) learning disorder; (b) learning disfunction ; (c) underachiever ; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.

a. Learning Disorder atau kekacauan berguru yaitu keadaan dimana 
proses berguru seseorang terganggu lantaran timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil berguru yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras ibarat karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam berguru menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

b. Learning Disfunction merupakan tanda-tanda dimana proses berguru yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun bekerjsama siswa tersebut tidak memperlihatkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang mempunyai postur badan yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun lantaran tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka beliau tidak sanggup menguasai permainan volley dengan baik.

c. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan memperlihatkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

d. Slow Learner atau lambat berguru yaitu siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih usang dibandingkan sekelompok siswa lain yang mempunyai taraf potensi intelektual yang sama.

e. Learning Disabilities atau ketidakmampuan berguru mengacu pada tanda-tanda dimana siswa tidak bisa berguru atau menghindari belajar, sehingga hasil berguru di bawah potensi intelektualnya.

Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa
Seperti yang penulis sampaikan pada latar belakang wacana profil SD Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukuharjo, bahwa sekolah ini merupakan sekolah unggulan (keterangan terlampir). Namun sehabis penulis menagadakan penelitian dengan memakai metode wawancara dan menganalisa data khususnya kelas V (lima). Masih ada beberapa murid yang mengalami kesulitan belajar. Tentunya kesulitan berguru itu diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun pada kesempatan kali ini penulis hanya akan mencoba menagmbil sampel pada 2 murid yang berada di kelas V yaitu BZ dan AS. Dimana dua murid ini mempunyai dilema kesulitan berguru yang berbeda. BZ mempunyai kesulitan berguru Under Achiever dan AS mempunyai kesulitan berguru Slow Leaner (lambatdalam belajar). Adapun alasannya yaitu penulis menyimpulkan kesulitan berguru tersebut sehabis melaksanakan analisis ibarat yang dijelaskan berikut ini :

a. Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data penulis memperoleh data wacana kesulitan berguru tersebut memakai metode observasi dan wawancara (interview) dengan wali kelas V yaitu Ibu Ismawati S. Pd.

Adapun data yang diperoleh yaitu jumlah keseluruhan murid yaitu 28 orang, yang terdiri dari 18 pria dan 10 perempuan. Dari jumlah keseluruhan murid tersebut bekerjsama kesulitan belajarnya tidak terlalu banyak hanya beberapa macam. Namun untuk kedua murid ini mempunyai kesulitan belajar. Seperti yang disampaikan Wali Kelas V (lima) Ibu Ismawati, S. Pd., “sebenarnya murid di kelas V (lima) ini secara rata-rata sudah memuaskan dalam hasil belajar. Namun si BZ dan AS ini mempunyai dilema apalagi nilai kedua murid tersebut sangat rendah. Kami juga telah memperlihatkan beberapa layanan namun belum juga berhasil dan hasilnya nilai semester ganjil Tahun 2009/2010 ini juga belum memuaskan. Si BZ itu bekerjsama jikalau berguru ditanya beliau niscaya bisa menjawab namun beliau itu sering menggangu sahabat dan tugas-tugas jarang dikerjakan. AS lain lagi, beliau itu sangat susah menangkap pelajaran hal ini juga disampaikan oleh teman-teman guru bidang studi”.

Setelah penulis melaksanakan interviu, sudah bisa kami simpulkan apa bekerjsama kesulitan berguru yang dialami kedua murid tersebut.

b. Pengolahan Data
Setelah melaksanakan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Penulis sudah memahami bahwa murid tersebut mengalami kesulitan berguru yang berbeda. Seperti yang disampaikan wali kelas V, kami menyimpulkan bahwa:
  1. BZ itu kesulitan belajarnya yaitu Under Achiever yakni mengacu kepada siswa yang sesungguhnya mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
  2. AS itu kesulitan belajarnya Slow Learning atau lambat berguru yaitu siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih usang dibandingkan sekelompok siswa lain yang mempunyai taraf potensi intelektual yang sama. 
c. Diagnosis
Setelah menyimpulkan dilema yang dialami kedua murid tersebut. Timbulnya dilema yang dihapi BZ dan AS disebabkan oleh faktor yaitu :

1) BZ
Setelah melihat data-data sendiri dan menerima hasil home visit wali kelas, sanggup dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari petani dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Di rumah BZ jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang tuanya wacana perkembangan belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri yang hanya di rumah sibuk ngurusin adik-adiknya. Walaupun bekerjsama masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajarnya BZ, namun itupun tidak dilakukan. Selain kurang perhatian, keluarga BZ juga sangat sederhana dan pas-pasan. Waktu home visite Ibunya memberikan BZ sering minta dibelikan buku, namu lantaran tidak ada maka tidak diberikan.

2) AS 
Latar belakang keluarganya sama dengan BZ, namun AS inimemang mempunyai keterlambatan menagkap pelajaran. Hal ini disebabkan kurang perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhan gizi dan vitamin bagi AS. Itu terbukti ketika melihat hidangan makanan sehari-hari sangatlah jauh dari 4 sehat lima sempurna. Ditambah lagi orang tuanya dirumah acuh-tak hirau terhadap proses belajarnya

d. Prognosis
Setelah melaksanakan diagnosis kesulitan berguru murid tersebut, pihak sekolah melalui wali kelas telah melaksanakan beberapa hal yakni :
1) Bimbingan Pribadi
2) Kunjungan Rumah (home visit)

e. Alih Tangan Kasus
Dari jenis dilema yang dimiliki BZ dan AS, pihak sekolah maupun guru belum mengadakan Alih Tangan Kasus.

f. Evaluasi dan Follow Up
Setelah memperlihatkan beberapa macam layanan bimbingan. Pihak sekolah melaksanakan penilaian bahwa kedua anak tersebut harus mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Dan pihak sekolah selalu memperlihatkan gosip kepada orang renta masing-masing terkait ada atau tidaknya perkembangan hasil berguru keda murid tersebut.

Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memperlihatkan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan murid di SD Muhammadiyah Waringinsari, pihak sekolah telah memperlihatkan beberapa layanan, yaitu :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi ini diberikan pada ketika permulaan awal masuk sekolah. Isinya wacana apa saja yang akan dipelajari selama kelas V dan khususnya pelajaran semester ganjil.

2. Layanan Informasi
Layanan gosip ini diberikan untukm membekali siswa dengan aneka macam pengetahuan dan pemahaman wacana aneka macam hal yang mempunyai kegunaan bagi individu murid sebagai penunjang pembelajarannya di sekolah. Seperti memberikan aga murid menyiapkan buku tulis tiap bidang studi, aktivitas belajar, dan lain-lain

3. Layanan Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan menempatkan posisi daerah berguru yang sesuai. 

4. Layanan Pembelajaran
Layanan ini diberikan semoga murid bisa melaksanakan kegiatan berguru dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di sekolah maupun di rumah.

5. Layanan Bimbingan Kelompok
Wali kelas V sewaktu-waktu memperlihatkan layanan bimbingan kelompok pada muridnya. Hal ini bertujuan semoga murid-murid memahami betapa pentingnya kerjasama dalam hal sosial. Membuat aktivitas piket, dan struktur kelas.

6. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi ini dilakukan pihak sekolah kepada murid yang menagalami kesulitan belajar. Hal ini dilakukan pada siswa ibarat BZ dan AS. Bimbingan ini bertujuan untuk memperlihatkan pemahaman dan pemberian pengertian wacana dilema yang dihadapinya dan saran-saran untuk penyelesaian dilema belajarnya.

Layanan Belum Diberikan
Adapun layanan yang belum diberikan yaitu layanan konseling kelompok Hal ini disebabkan lantaran penyelesaian masalah, pihak sekolah lebih cendrung dengan cara konseling individu. Apalagi di kelas V sendiri yang menagalami kesulitan berguru terjadi hanya ke beberapa murid saja.

Hasil
Setelah melaksanakan tahapan untuk menyimpulkan dilema kesulitan berguru pada BZ dan AS, penulis menyarankan kepada wali kelas V (lima) semoga memperlihatkan layanan kepada dua murid tersebut.

1. BZ
Untuk mengatasi siswa underachiever (BZ), model trifokal yang diajukan Rimm yaitu salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam aktivitas trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap dilema underachiever sanggup menuntaskan dilema anak dengan lebih komprehensif. Agar sanggup mengatasi siswa underachiever dengan tepat, maka diharapkan intervensi yang berbeda pada setiap perkara lantaran berdasarkan Hansford underachievement sangat spesifik pada individu masing-masing.

Underachievement yaitu contoh sikap yang dipelajari dan tentunya sanggup juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachiever sanggup dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari cara berguru (study skills), administrasi waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.

2. AS
Sepeti yang sudah penulis sampaikan di atas. Bahwa kesulitan berguru As tergolong pada Solw Learner (lambat dalam belajar). Untuk itu cara yang tepat untuk menagani kesulitan berguru ini adalah:

a. Pengulangan
AS ini susah dalam menagkap pelajaran dan lambat proses mentransfer ilmunya. Untuk itu sosuli tepatnya yaitu semoga guru memperlihatkan waktu khusus pada AS untuk melaksanakan pengulangan pelajaran dengan tepat.

b. Harus ada Bimbingan Khusus
Slow learner, yang dihadapi AS ini, harus dibimbing oleh satu orang guru tertentu. Artinya da harus dibimbing satu orang guru khusus. Pelajaran dalam satu kelas yang diampu satu orang guru ibarat di sekolah umum terang tidak bisa diterapkan pada para siswa berkebutuhan khusus ibarat AS. Untuk itu jikalau wali sekolah tidak sanggup, bisa mencarikan guru pembimbing khusus di rumah (les privat) yang tujuannya semoga AS sanggup diajari dengan perhatian penuh dari satu orang guru pembimbing.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis buat. Dapat disimpulkan bahwa murid di kelas V SD Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo yang mempunyai kesulitan berguru yaitu BZ dan AS. Dan cara menuntaskan atau penanganan yang tepat terhadap kesulitan berguru tersebut adalah:
  1. BZ diberikan layanan model trifokal yaitu salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing- masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam aktivitas trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap dilema underachiever sanggup menuntaskan dilema anak dengan lebih komprehensif.
  2. AS yang mempunyai dilema kesulitan berguru slow learner diberikan terapi pengulangan dan bimbingan berguru khusus di rumah (di luar jam sekolah). 
Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan memberikan beberapa saran:

1. Kepada Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa tidak ada kesulitan berguru luar biasa pada murid, namun beberapa individu mempunyai beberapa dilema dalam belajarnya. Untuk itu kami menyarankan semoga SD Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo, semoga mempunyai seorang guru pembimbing khusus. Hal ini semoga bembingan berguru sanggup difokuskan pada pembimbing tersebut.

2. Kepada Guru Kelas V
Kepada Guru Kelas V, diharapkan semoga sanggup memperlihatkan tahapan penyelesaian ibarat yang kami gambarkan di atas. Tentunya hal itu akan berjalan efektif dengan kerjasama dengan pihak orangtua murid.

3. Kepada Orangtua
Kepada kedua orang tua, baik orang renta BZ dan AS, semoga sanggup memperlihatkan perhatian penuh kepada anaknya. Luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil belajarnya di sekolah.

4. Kepada Murid 
Untuk BZ semoga meningkatkan kualitas belajarnya dengan saran dari guru dan orangtua masing-masing.

Selengkapnya silahkan lihat file preview dan download Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD pada link di bawah ini.

Preview Contoh Makalah:

Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD


Download Contoh Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word dan PDF]

Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar Anak SD.docx 
Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar Anak SD.pdf


Demikian share file Contoh Makalah Studi Kasus Kesulitan Belajar pada Murid SD semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: