Contoh Makalah Administrasi Ukm (Usaha Kecil Dan Menengah) - Forum Keuangan Mikro Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Judul Contoh Makalah: 

Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat"

 Berikut ini kutipan teks dari isi Contoh Makalah Manajemen UKM  Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat"


Keterangan Contoh Makalah:

Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat". Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word dan PDF. Berikut ini kutipan teks dari isi Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat".

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO: Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Latar Belakang
Sebagaimana dimaklumi 97 % perjuangan kecil di Indonesia mempunyai omset dibawah Rp. 50 Juta/tahun, meskipun batas atas omset perjuangan kecil yakni hingga Rp. 1 Miliar. Pada dasarnya kalau Indonesia ingin menjangkau perjuangan kecil terutama perjuangan kecil-kecil atau perjuangan mikro tersebut semestinya secara khusus mengarahkan perhatiannya pada kelompok ini lantaran mereka mewakili lebih dari 33 Juta pelaku usaha. Sampai dikala ini hampir belum terlihat adanya kegiatan khusus pemberdayaan perjuangan mikro, padahal lapisan inilah penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia. Dalam setiap perjuangan pemberdayaan perjuangan kecil sesudah ada tiga aspek penting yang perlu dikembangkan yaitu : Pertama, lingkungan aman dan sistem manajemen pemerintahan yang mendukung; Kedua, sumbangan non finansial berupa jasa Perkreditan; Ketiga, dan sumbangan finansial yang khusus ditujukan bagi perjuangan kecil.

Di sub-sektor perdagangan umum misalnya, sekitar 80% perjuangan perdagangan eceran yang tidak berbadan aturan yang diwakili oleh 5,2 juta unit perjuangan hanya mempunyai omset dibawah Rp. 5 juta/tahun, sehingga jumlah perjuangan ekonomi rakyat lapis bawah ini benar-benar dengan skala gurem. Program yang secara bersinggungan mencoba mengatasi duduk kasus ini pada umumnya masih dikaitkan dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Untuk tidak mereka mencampuradukan permasalahan, maka tawaran pendekatan yang sanggup kita manfaatkan yakni dengan melihat sisi kehidupan masyarakat ini dari dua sisi : Pertama, sebagai penduduk aktif maka kegiatan ekonomi baik dalam bentuk produksi barang maupun jasa harus kita perlakukan sebagai perjuangan mikro sehingga tujuan utamanya yakni meningkatkan produktivitas dan kapasitas produktifnya; Kedua, sebagai rumah tangga konsumen setiap pendapatan/pengeluaran masyarakat yang masih belum melampaui batas garis kemiskinan harus kita perlakukan sebagai penduduk miskin yang harus kita tingkatkan kondisi kehidupannya hingga melewati batas tersebut.

Untuk mendorong perjuangan mikro ini memang disadari bahwa modal bukan satu-satunya pemecahan, tetapi tetap saja bahwa ketersediaan permodalan yang secara gampang sanggup dijangkau mereka sangat vital, lantaran intinya kelompok inilah yang selalu menjadi korban eksploitasi oleh pelepas uang. Salah satu sebabnya yakni ketiadaan pasar keuangan yang sehat bagi masyarakat lapisan bawah ini, sehingga setiap upaya untuk mendorong produktivitas oleh kelompok ini, nilai tambahnya terbang dan dinikmati para pelepas uang. Adanya pasar keuangan yang sehat tidak terlepas dari keberadaan Lembaga Keuangan yang hadir ditengah masyarakat.

Lingkaran setan yang melahirkan jebakan ketidak berdayaan inilah yang mengakibatkan alasan penting mengapa forum keuangan mikro yang menyediakan pembiayaan bagi perjuangan mikro menempati tempat yang sangat strategis. Oleh lantaran itu kita perlu memahami secara baik aneka macam aspek forum keuangan mikro dengan segmen-segmen pasar yang masih sangat bermacam-macam disamping juga masing-masing terkotak-kotak.

Usaha mikro sering digambarkan sebagai kelompok yang kemampuan permodalan UKM rendah. Rendahnya susukan UKM terhadap forum keuangan formal, sehingga hanya 12 % UKM susukan terhadap kredit bank karena:
  1. Produk bank tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi UKM;
  2. Adanya anggapan hiperbola terhadap besarnya resiko kredit UKM;
  3. Biaya transaksi kredit UKM relatif tinggi;
  4. Persyaratan bank teknis kurang dipenuhi (agunan, proposal);
  5. Terbatasnya susukan UKM terhadap pembiayaan equity;
  6. Monitoring dan koleksi kredit UKM tidak efisien;
  7. Bantuan teknis belum efektif dan masih harus disediakan oleh bank sendiri sehingga biaya pelayanan UKM mahal;
  8. Bank pada umumnya belu m t erbiasa dengan pembiayaan kepada UKM.

Secara singkat kredit perbankan diselenggarakan atas pertimbangan komersial menciptakan UKM sulit memenuhi persyaratan teknis perbankan, terutama soal agunan dan persyaratan administratif lainnya.

Kredit Mikro: Batasan dan Kelembagaan
Indonesia mempunyai sejarah panjang dan kaya akan ragam modal pembiayaan mikro. Pengalaman dan kekayaan ini mencakup jenis produk pembiayaan mikro maupun forum pelaksananya, bahkan juga sejarah pengenalannya kepada masyarakat. 

Oleh lantaran itu kekayaan ini tidak bakal dibiarkan begitu saja dan disia-siakan untuk tidak diberikan tempat terhormat untuk dikembangkan. Desakan akan pentingnya pengembangan ini akan semakin terasa sesudah krisis perbankan melanda Indonesia, sehingga perbankan lumpuh dan tidak sanggup menjadi forum yang efektif lagi.

Memang disadari bahwa pengertian kredit mikro sanggup diartikan bermacam- macam, lantaran memang produk kredit mikro sendiri tidak sejenis dan forum pelaksanaannya juga bermacam-macam ditinjau dari segi sifat dan status legalnya. Perbedaan-perbedaan ini juga merupakan ciri segmentasi pasar yang perlu dipahami dan bahkan sanggup dilihat sebagai mekanisme fungsional dalam pembagian pasar dan sasaran sasaran. Pemahaman ini diharapkan bagi penetapan kebijakan sesuai kelompok sasaran yang hendak dituju. Demikian latar belakang kegiatan pengenalannya juga sangat terkait dengan munculnya tantangan yang dihadapi masyarakat ketika itu, namun demikian pembiayaan mikro tetap mempunyai unipersatitas sebagai penyedia jasa keuangan bagai perjuangan mikro dan kecil.

Perkreditan mikro selain dilihat dari segi produk dan kelembagaannya juga sanggup dilihat dari segi “permintaan dan penawaran” atau dari sudut sumber dan penggunaan. Gambaran ini akan menjelaskan pembagian kerja fungsional antar forum perkreditan mikro dengan aneka macam kelompok sasaran menurut tingkat pendapatan dan bahkan sanggup sangat terkait dengan penggunaan kredit. Pendekatan ini sekaligus untuk memahami dinamika perkembangan forum perkreditan mikro bagi pengembangan ekonomi rakyat.

Pada dasarnya kredit sanggup dibedakan dalam dua sifat penggunaan yaitu kredit produktif dan kredit konsumtif. Untuk melihat sejauh mana sektor-sektor ekonomi produktif memperlihatkan tanda adanya seruan pasar yang berpengaruh perlu dikaji struktur ekonomi masing-masing sektor menurut atas pelaku usaha, disamping itu juga kaitan dengan sasaran ekspor dan tersedianya dana sendiri oleh para pelaku usaha. Ciri pasar kredit mikro yakni kecepatan pelayanan dan kesesuaian dengan kebutuhan pengusaha mikro.

Berdasarkan nilai kredit maka besarnya kredit yang tergolong ke dalam kredit mikro lazimnya disepakati oleh perbankan untuk pinjaman hingga dengan Rp. 50 juta/nasabah sanggup digolongkan kedalam kredit mikro. Ada yang beropini bahwa dalam masyarakat perbankan internasional kredit mikro sanggup mencapai maksimum US $ 1000,-. Di Thailand gres dalam taraf pilot project oleh Bank for Agriculture and Agricultural Cooperative (BAAC) menetapkan kredit mikro yakni kredit dengan jumlah maksimum Bath 100.000/nasabah atau setara dengan US $ 2.500,-. Dengan demikian kredit mikro intinya menjangkau pada pengusaha kecil lapis bawah yang mempunyai perjuangan dengan perputaran yang cepat.

Lembaga perkreditan mikro di Indonesia intinya ada dua kelompok besar yakni Pertama, Bank terutama BRI unit dan BPR yang beroperasi hingga ke pelosok tanah air; dan kelompok yang Kedua yakni koperasi, baik koperasi simpan pinjam yang khusus melayani jasa keuangan maupun unit perjuangan simpan pinjam dalam aneka macam macam koperasi. Disamping itu terdapat LKM lain yang diperkenalkan oleh aneka macam forum baik pemerintah ibarat Lembaga Kredit Desa, Badan Kredit Kecamatan dan lain-lain, maupun swasta/lembaga non pemerintah ibarat yayasan, LSM, dan LKM lainnya termasuk forum keagamaan.

Pada gambar 1 sanggup diperlihatkan pada penggalan atas yakni sumber dana atau modal yang sanggup diakses oleh perjuangan kecil dan sekaligus forum yang menanganinya. Dari gambar tersebut secara fungsional memang terlihat bahwa masing-masing forum perkreditan mempunyai segmen-segmen pasar tersendiri. Pada garis ke kanan menggambarkan, bahwa untuk mencapai tujuan peningkatan investasi atau penggunaan modal untuk proses nilai tambah, ada dua jenis langkah yang harus ditempuh yaitu pada forum keuangan modern maka yang terpenting yakni bagaimana memperbaiki susukan oleh UKM terhadap kemudahan pembiayaan yang telah disediakan. Sementara pada kelompok penyedia kredit mikro yang berskala sangat kecil perlu pengembangan jaringan kelembagaannya semoga efektif dalam pelayanan.

Pada penggalan lain sanggup dilihat kelompok pengguna dana dan jumlah unit usaha/nasabah potensial yang sanggup dilayani oleh masing-masing Lembaga Keuangan. Gambar ini memperlihatkan klarifikasi secara rinci segmen besaran pinjaman dan khalayah sasaran yang sanggup dijadikan nasabah, sehingga setiap pengembang kegiatan akan secara gampang mengenali kearah mana mereka akan membawa kegiatan dan sumbangan LKM yang diharapkan sesuai dengan kelembagaan. Dari sini juga sekaligus akan menjelaskan jumlah sasaran potensial sehingga secara gampang kita akan bisa mengenali kelompok mana yang paling terpinggirkan dari pelayanan kredit.

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia telah membuktikan bahwa:
  1. Tumbuh dan berkembang di masyarakat serta melayani perjuangan mikro dan kecil (UKM);
  2. Diterima sebagai sumber pembiayaan anggotanya (UKM);
  3. Mandiri dan mengakar di masyarakat;
  4. Jumlah cukup banyak dan penyebarannya meluas; 
  5. Berada bersahabat dengan masyarakat, sanggup menjangkau (melayani) anggota dan masyarakat;
  6. Memiliki mekanisme dan persyaratan peminjaman dana yang sanggup dipenuhi anggotanya (tanpa agunan);
  7. Membantu memecahkan duduk kasus kebutuhan dana yang selama ini tidak bisa dijangkau oleh kelompok miskin;
  8. Mengurangi berkembangnya pelepas uang (money lenders);
  9. Membantu menggerakkan perjuangan produktif masyarakat dan ;
  10. LKM dimiliki sendiri oleh masyarakat sehingga setiap surplus yang dihasilkan oleh LKM bukan bank sanggup kembali dinikmati oleh para nasabah sebagai pemilik.

Keunggulan diatas mengakibatkan LKM sangat penting dalam pengembangan perjuangan kecil lantaran merupakan sumber pembiayaan yang gampang diakses oleh UKM (terutama perjuangan mikro). Pelajaran BRI-Unit sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) telah memperlihatkan pelayanannya hingga ke pelosok tanah air dengan tingkat bunga pasar dan tidak ada memerlukan subsidi. Disamping itu secara empiris tingkat pengembalian baik, mutu pelayanan lebih penting dan mengenal orang dan memahami nasabah serta cash flow sebagai pengganti kollateral phisik. Pendekatan kelompok juga terbukti efektif sebagai pressure group dan mengurangi biaya dan resiko dalam penyaluran.

Lembaga keuangan mikro lainnya yang akhir-akhir ini tumbuh pesat yakni forum keuangan syariah yang penyelenggaraannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Lembaga keuangan syariah terdiri dari bank khusus (bank muamalat) dan bank lain serta BPR-S, sedangkan yang berbentuk bukan bank terdiri dari Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) dibawah training Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), Baitul Tamwil (BTM) yang dikembangkan oleh Baitul Mal Muhammadiyah dan Koperasi Syirkah Muawanah yang digairahkan oleh pesantren-pesantren. Status legalnya ada yang berbentuk koperasi, tetapi tidak jarang masih dalam training yayasan atau sama sekali tidak terkait dengan institusi pengembang.

Potensi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro 
Bentuk lain kredit mikro yang diakui keberhasilannya oleh dunia yakni rujukan Grameen Bank yang dirancang untuk memecahkan Perkreditan bagi keluarga miskin. Modal ini terbukti telah berhasil membangkitkan kegiatan ekonomi bagi kelompok penduduk miskin di Bangladesh, sehingga dianggap sangat sesuai untuk memecahkan penyediaan modal bagi penciptaan kegiatan produktif untuk penduduk miskin. Mat Syukur (2001) dalam hasil studinya mengemukakan bahwa Karya Usaha Mandiri (KUM) yang merupakan reflikasi gremeen bank sangat efektif sebagai instrumen delivery untuk kelompok sasaran, namun sustainability dari kegiatan ini tanpa sumbangan dari luar yang terus menerus masih dipertanyakan, demikian juga daya saing terhadap produk kredit mikro lain belum secara positif mengambarkan keunggulannya. Di dunia memang diakui bahwa Grameen Bank yakni sistem perbankan sosial yang terbaik dan paling berhasil, sehingga menjadi model yang sempurna sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi kelompok penduduk miskin.

Jika BRI unit telah diakui sebagai The Biggest and The Best Micro Banking System in the world, maka Grameen Bank yakni The Best Social Banking System, perbedaannya terletak pada kemampuan untuk memobilisasi dana masyarakat dan kegiatan perjuangan secara komersial yang sehat tanpa subsidi untuk perbankan mikro ibarat yang telah ditunjukkan BRI-Unit. Sementara Grameen Bank terletak pada kemampuannya untuk menjangkau masyarakat miskin menjadi produktif dan siap masuk dalam arus kegiatan ekonomi biasa serta memanfaatkan mekanisme perbankan yang biasa, meskipun jadinya juga dikerjakan oleh Grameen Bank sendiri tapi tidak tertutup untuk menjadi nasabah bank lain. Di Indonesia yang mempunyai kekuatan koperasi sebagai sumber pembiayaan mikro terbesar kedua sesudah BRI- Unit, struktur kelembagaannya masih sangat terfragmentasi dan belum bergerak sebagai sistem kembaga keuangan yang efisien, oleh lantaran daya dobraknya tidak sanggup kelihatan meluas dan terkesan kurang produktif. Di negara ibarat Kanada, India, Korea, dan lain-lain forum keuangan mikro yang diselenggarakan koperasi menjadi kekuatan efektif untuk pembiayaan anggota koperasi baik para petani, peternak, produsen, maupun konsumen.

Pada dasarnya potensi pengembangan LKM masih cukup luas karena:
  1. Usaha mikro dan kecil belum seluruhnya sanggup dilayani atau dijangkau oleh LKM yang ada
  2. LKM berada di tengah masyarakat
  3. Ada potensi menabung oleh masyarakat lantaran rendahnya perembesan investasi didaerah, terutama di pedesaan
  4. Dukungan dari forum dalam negeri dan internasional cukup kuat 

Segmentasi pasar forum keuangan mikro pada umumnya yakni kelompok perjuangan mikro yang dianggap oleh bank:
  1. Tidak mempunyai persyaratan yang memadai
  2. Tidak mempunyai agunan yang cukup
  3. Biaya transaksinya mahal/tinggi
  4. Lokasi kelompok miskin tidak berada dalam jangkauan kantor cabangnya

Permintaan kredit bagi Lembaga Keuangan Mikro sanggup diperhitungkan masih sangat luas dan segmennya bermacam-macam. Hal ini mengingat sebagian besar kelompok perjuangan mikro belum sanggup dilayani oleh bank. Kelompok peminjam tersebut mencakup perjuangan produktif masyarakat yang mempunyai perputaran perjuangan tinggi dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

Selengkapnya silahkan lihat file preview dan download Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat" pada link di bawah ini.

Preview Contoh Makalah:

Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat"


Download Contoh Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word dan PDF]

Contoh Makalah Manajemen UKM - Lembaga Keuangan Mikro: Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.docx 
Contoh Makalah Manajemen UKM - Lembaga Keuangan Mikro: Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.pdf

Demikian share file Contoh Makalah Manajemen UKM (Usaha Kecil dan Menengah) - Lembaga Keuangan Mikro "Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat" semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: