Contoh Makalah Full Day School Dan Pola Karya Ilmiah Wacana Full Day School

Judul Contoh Makalah: 

Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full Day School

Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full Day School
Contoh Makalah Full Day School


Keterangan Contoh Makalah:

Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Full Day School Tentang Pengaruh Perubahan Jam Belajar di Sekolah Terhadap Siswa. Download File Format .doc atau .docx Microsoft WordContoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full Day School ini mudah-mudahan bisa menjawab pencarian anda terkait dengan makalah full day school pdf, rumusan duduk masalah full day school, karya ilmiah fullday school, latar belakang duduk masalah full day school, skripsi full day school, kesimpulan dari full day school, kesimpulan dan saran full day school, makalah wacana boarding school dan lain-lain. Berikut ini kutipan teks dari isi Contoh Makalah Full Day School:

Sistem Pendidikan Full Day School

Defenisi Full Day School
Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris, terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari, dan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school ialah sekolah sepanjang hari.

Dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk kegiatan pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan penemuan dari guru. Dalam hal ini, Salim (2009: 227) beropini bahwa menurut hasil penelitian bahwa berguru efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal). 

Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi kebebasan untuk menentukan daerah belajar. Artinya siswa bisa berguru dimana saja menyerupai halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.

Tujuan Pembelajaran Full Day School
Sebagaimana yang diketahui, diberbagai media massa yang seringkali memuat pemberitaan wacana aneka macam penyimpangan yang banyak dilakukan pandai balig cukup akal sekarang. Hal inilah yang memotivasi para orangtua untuk mencari sekolah formal sekaligus bisa menawarkan kegiatan-kegiatan positif pada anak mereka. Dengan mengikuti full day school, orangtua sanggup mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus pada kegiatan yang negatif. 

Banyak alasan full day school menjadi pilihan, antara lain : 
  1. Meningkatnya jumlah orangtua tunggal dan banyaknya aktifitas orangtua yang kurang menawarkan perhatian pada anaknya, terutama yang bekerjasama dengan aktifitas anak sesudah pulang sekolah.
  2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut terang besar lengan berkuasa pada pola pikir dan cara pandang masyarakat.
  3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga kalau tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Dari kondisi menyerupai itu, hasilnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma gres dalam dunia pendidikan. Untuk memaksimalkan waktu luang bawah umur supaya lebih berguna, maka diterapkan sistem full day school dengan tujuan membentuk moral dan doktrin dalam menanamkan nilai-nilai positif serta menawarkan dasar yang kuat dalam berguru di segala aspek.

Beberapa nilai plus diterapkan sistem full day school bagi sekolah yang berbasis formal dan informal antara lain. Pertama, anak menerima pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua, anak memperoleh pendidikan keagamaan secara layak dan proporsional. Ketiga, anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring. Keempat, potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan kelima perkembangan bakat, minat dan kecerdasan anak terantisipasi semenjak dini melalui pantauan kegiatan bimbingan dan konseling. 

Selain beberapa keunggulan tersebut, full day school juga mempunyai kelebihan yang menciptakan para orangtua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain: efek negatif kegiatan anak di luar sekolah sanggup dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, bersiklus dan terarah, suami-istri yang keduanya harus bekerja tidak akan khawatir wacana kualitas pendidikan dan kepribadian putra-putrinya karena anak-anaknya dididik oleh tenaga pendidik yang terlatih dan profesional, adanya perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy sangat membantu peningkatan prestasi berguru anak, siswa mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.

Latar Belakang Munculnya Full Day School
Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel keagamaan. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul ialah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada sistem pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, kemudahan yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini bahwasanya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan. 

Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang lebih bermacam-macam dan menjadi trade mark, diantaranya ialah full day school. Program full day school yang biasanya diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB menciptakan anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah bersama teman-temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang renta yang memasukkan anaknya di sekolah full day, karena biasanya sekolah yang menerapkan full day school biayanya jauh lebih mahal dari sekolah yang masuk biasa. Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem full day school jauh lebih lengkap dan lebih baik.

Meskipun mempunyai rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi hingga sore, sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 wacana Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam pelajarannya. Dalam full day school ini waktu yang ada tidaklah melulu digunakan untuk mendapatkan materi pelajaran namun sebagaian waktunya digunakan untuk pengayaan dan kegiatan ekstrakurikuler.

Faktor Penunjang Full day school
Setiap sistem pembelajaran tentu mempunyai kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school. Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini ialah setiap sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju kearah tersebut, diharapkan aneka macam kelengkapan dalam aneka macam bentuk dan jenisnya. Salah satunya ialah sistem yang akan digunakan didalam sebuah forum tersebut.

Diantara faktor-faktor pendukung itu diantaranya ialah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan sanggup dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor pendukung berikutnya ialah administrasi pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi. Tanpa administrasi yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapau dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, kalau dikelola dengan baik. 

Faktor pendukung yang ketiga ialah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang secara tidak pribadi bekerjasama dengan proses berguru setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan bisa memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. 

Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan dalam SDM. Dalm penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak menciptakan siswa bosan karena full day school ialah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada di sekolah.

Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan ialah duduk masalah pendanaan. Dana memainkan tugas dalam pendidikan. Keuangan merupakan duduk masalah yang cukup fundamental di sekolah karena dana secara tidak pribadi mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber berguru yang lain. 

Faktor Penghambat Full Day School
Faktor penghambat merupakan hal yang selalu ada dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full day school diantaranya :

Pertama, keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan penggalan dari pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk sanggup dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak kendala yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana sanggup menghambat kemajuan sekolah. 

Kedua, guru yang tidak profesional. Guru merupakan penggalan penting dalam proses berguru mengajar. Keberlangsungan kegiatan berguru mengajar sangat dipengaruhi oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru mengahadapi dua hal yang sanggup menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan dengan pekerjaan, meliputi administrasi dan cara kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut sanggup menjadi kendala bagi pengembangan sekolah. 

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full Day School
Setiap sistem mustahil ada yang sempurna, tentu mempunyai keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school. Diantara keunggulan sistem ini ialah : 
  1. Anak-anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan kegiatan reguler.
  2. Orang renta tidak akan takut anak akan terkena efek negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes untuk menyaring bawah umur dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi berguru yang tinggi)
  3. Sistem full day school mempunyai kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.
  4. Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana berguru supaya siswa tidak cepat bosan.
  5. Meningkatkan gengsi orang renta yang mempunyai orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.
  6. Orang renta akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah dikala ia berangkat ke kantor hingga ia pulang dari kantor.
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:
  1. Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah
  2. Siswa lebih cepat stress
  3. Mengurangi kegiatan siswa dalam bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga
  4. Kurangnya waktu bermain
  5. Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan berguru wacana hidup bersama keluarganya.

Pengembangan Institusional Pendidikan full day school
Penerapan full day school ialah salah satu penemuan gres dalam sistem pembelajaran. Konsep dan pengembangan penemuan ini ialah untuk meningkatkan mutu pendidikan karena mutu pendidikan di Indonesia kini ini dipertanyakan. Maka aneka macam cara dan metode dikembangkan. Penerapan full day school ini juga untuk membuatkan kreatifitas yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan diberlakukannya sistem full day school, guru bisa pribadi mengawasi siswa dan menilai kemampuan dibidang edukatifnya. Selain itu sistem ini juga sanggup mengakrabkan guru dengan murid-muridnya.

Pembelajaran yang dilakukan pada full day school diharapkan menciptakan waktu anak banyak terlibat dalam kelas yang bermuara pada produktifitas yang tinggi dan siswa juga memperlihatkan perilaku yang lebih positif dan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan karena keseharian berada di dalam sekolah dan dalam pengawasan guru. Selain itu anak terang akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan kegiatan reguler, orang renta tidak akan merasa khawatir, karena bawah umur akan berada seharian di sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak ialah untuk belajar, orang renta tidak akan takut anak akan terkena efek negatif.

Dalam penerapannya, sistem full day school harus memperhatikan juga jenjang dan jenis pendidikan selain kesiapan fasilitas, kesiapan seluruh komponen sekolah dan kesiapan program-program pendidikan supaya tujuan dari diadakannya sistem ini sanggup tercapai.

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia jenjang formal bagi SD/MI diperuntukkan bagi usia 7-12 tahun, SMP/MTs diperuntukkan bagi anak usia 13-15 tahun dan SMA/MA diperuntukkan bagi anak usia 15-18 tahun. Jika dilihat dari life skill maka setiap jenjang mempunyai orientasi yang berbeda sehingga sudah seharusnya sekolah yang menerapkan sistem full day school memerhatikan perbedaan tersebut, dimana bawah umur usia SD tentu porsi bermainnya lebih banyak daripada anak usia SMA. Jangan hingga sistem ini merusak masa bermain mereka, masa dimana mereka harus berinteraksi dengan sesama, orang renta dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 

Pada dasarnya sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah usang diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana. Bahkan kalau ditarik kebelakang, sistem asrama telah dipraktikkan semenjak masa efek Hindu-Budha pra-Islam. Sistem asrama dalam tradisi pesantren sangat kaya dengan pendidikan utuh dan integral yang tidak dimiliki oleh forum pendidikan formal lainnya. 

Terkait dengan itu Azizy (2000: 43) menilai: “Dalam forum pendidikan pada umumnya sering dikecewakan karena hanya bisa mewujudkan segi kognitif, sementara sangat lemah dan terkadang nihil segi afektif dan psikomotoriknya. Di pesantren ketiga bidang tersebut akan selalu sanggup dipraktikkan dengan modal sistem 24 jam tadi. Justru sangat mengutamakan pengamalan, oleh karena suatu ilmu tanpa ada pengamalan dicap sebagai yang tak bermanfaat”. 

Dengan diilhami oleh kelebihan sistem pondok dalam tradisi pesantren, sejumlah sekolah mulai melaksanakan penemuan persekolahan melalui perintisan full day school yang dalam hal-hal tertentu sangat menyerupai dengan pesantren dengan sejumlah modifikasi. Dengan demikian, konsep full day school merupakan modernisasi, bahkan modifikasi dari tradisi pesantren, yang dalam batas tertentu pesantren kurang menyadari substansi pola kependidikan yang diaplikasikannya karena sudah menjadi sebuah tradisi yang menempel secara inhern dalam proses transformasi keilmuanya. 

Kesimpulan
Full day school ialah sekolah sepanjang hari atau proses berguru mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. sehingga sekolah sanggup mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, diadaptasi dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk kegiatan pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan penemuan dari guru.

Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah usang diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana. Bahkan kalau ditarik kebelakang, sistem asrama telah dipraktikkan semenjak masa efek Hindu-Budha pra-Islam.

Dengan sistem ini diharapkan anak didik mempunyai produktifitas yang tinggi sehingga bisa meminimalisir hal-hal negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.

Selengkapnya mengenai isi dan susunan Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full Day School ini, silahkan lihat preview salah satu rujukan makalah dan unduh file lainnya pada link di bawah ini.

Preview Contoh Makalah:

Contoh Makalah Full Day School


Download Contoh Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word ]



Demikian share file Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Full Day School Tentang Pengaruh Perubahan Jam Belajar di Sekolah Terhadap Siswa, semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: