Judul Contoh Makalah:
Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia
Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas |
Keterangan Contoh Makalah:
Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word. Isi makalah membahas tentang:
Rumusan Masalah:
Pengaturan mengenai Hukum Pengangkutan di Indonesia ialah :
Asas Cabotage dalam Hukum Pengangkutan di Indonesia.
Peran Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi.
Keuntungan penerapan asas cabotage dalam industri migas dan pengangkutan di Indonesia.
Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia ini mudah-mudahan sanggup menjawab pencarian anda dan menjadi embel-embel acuan terkait dengan Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia menyerupai tujuan asas cabotage, pengertian asas cabotage, dasar aturan asas cabotage, tujuan diberlakukannya asas cabotage, akhir adanya asas cabotage, akhir asas cabotage, landasan aturan asas cabotage, kiprah dari ksop, kumpulan makalah aturan pengangkutan, makalah aturan pengangkutan darat, makalah aturan pengangkutan laut, artikel makalah aturan pengangkutan, makalah aturan pengangkutan darat melalui jalan umum, makalah aturan pengangkutan udara, makalah aturan pengangkutan darat kereta api, kumpulan makalah aturan dagang dan lain-lain.
Rumusan Masalah:
- Bagaimanakah pengaturan aturan pengangkutan di Indonesia?
- Bagaimakah pengaturan asas cabbotage di Indonesia?
- Apa kiprah BP Migas dalam proses pertambangan Minyak dan Gas, termasuk hal pengangkutan hasil tambang?
- Apa laba diterapkannya asas cabbotage bagi BP Migas, terkait dengan problem Rig kapal?
- Kitab undang-undang Hukum Perdata, buku III wacana perikatan
- Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Buku V wacana pengangkutan
- UU No 21 tahun 1992 yang kemudian diganti dengan UU No 17 tahun 2008 wacana Pelayaran
- PP No 51 Tahun 2002 wacana Perkapalan
- PP No 20 Tahun 2010 yang diubah dengan PP No 22 tahun 2011 wacana Angkutan Perairan Laut
- Inpres No. 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional
- Peraturan Menteri Perhubungan No 48 tahun 2011
Asas Cabotage dalam Hukum Pengangkutan di Indonesia.
- Asas Cabotage berarti prinsip yang memberi hak untuk beroperasi secara komersial di dalam suatu negara hanya kepada perusahaan angkutan dari negara itu sendiri secara eksklusif. Asas cabotage ialah acara angkutan bahari dalam negeri dilakukan perusahaan angkutan bahari nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
- Pengaturan mengenai penerapan asas cabotage terdapat dalam UU No 17 tahun 2008 wacana Pelayaran, kemudian PP No 20 tahun 2010 yang diubah dengan PP No 22 tahun 2011 wacana Angkitan perairan laut. Serta Inpres No 5 tahun 2005 wacana Pemberdayaan Indsutri Pelayaran Nasional.
Peran Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi.
- Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), melaksanakan kiprah pengendalian ketentuan dalam kontrak kolaborasi pada acara perjuangan hulu migas. Kedudukan tubuh pelaksana merupakan tubuh aturan milik negara. Fungsi dari tubuh pelaksana ialah melaksanakan pengawasan terhadap acara perjuangan hulu biar pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara dan rakyat.
- Pengaturan mengenai BP Migas terdapat dalam UU No 22 Tahun 2001 wacana Minyak dan Gas Bumi, serta PP No 42 tahun 2002 wacana Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas)
- Industri hulu migas, setiap tahun mengoperasikan lebih dari 600 buah kapal, 90% dari kapal-kapal tersebut ialah berbendera Indonesia, sisanya ialah berbendera asing, sekitar 60 kapal. Dilihat dari jenis kapalnya yang masih berbedera abnormal adalah, kapal jenis Jack Up Rig dan 3D Seismic Vessel, yang keduanya ialah kapal besar penunjang acara eksploitasi minyak dan gas.
Keuntungan penerapan asas cabotage dalam industri migas dan pengangkutan di Indonesia.
- Ketentuan mengenai pengecualian penerapan asas cabotage dalam sistem pengankutan bahari di Indonesia pada bidang industri Migas dibentuk dengan maksud untuk menjaga kelangsungan industri Migas di Indonesia. Karena dengan pemberlakuan asa cabotage produksi minyak pun terhenti. Berdampak pada berkurangnya produksi minyak mentah siap jual atau lifting pada tahun 2011.
- Untuk membantu agar perhatian industri galangan kapal nasional terpusat pada peningkatan standar, BP MIGAS telah tetapkan ada tiga prinsip dalam pengadaan kapal, yakni kualitas mutakhir, harga yang cukup kompetitif, dan ketepatan waktu pengiriman. Syarat ini juga diberlakukan pada barang-barang penunjang operasi lainnya yang dikerjakan di Indonesia.
- Pengusaha dan galangan kapal harus dipaksa memenuhinya, jika pengguna tidak memacu perkembangan industri dalam negeri, pasti kemandirian hanya angan-angan.
- Jadi intinya penerapan asas cabotage ini ialah suatu pijakan awal biar Indonesia menjadi negara yang lebih maju, biar Indonesia sanggup menciptakan sendiri kapal-kapal yang akan dipakai untuk melaksanakan pengangkutan di Indonesia, termasuk kapal-kapal kelas berat sekelas jack up Rig dan 3D seismic vessel.
- Pada dasarnya penerapan asas cabotage dalam indutri migas di Indonesia tidak akan memperlihatkan kerugian pada pemasukan negara melalui migas, kalau diterapkan dengan benar. Jutru akan lebih menghemat pengeluaran alasannya ialah menggunakan kapal buatan dalam negeri, serta memperlihatkan laba juga bagi industri perkapalan dan pengangkutan Indonesia.
Preview Contoh Makalah:
Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia
Download Contoh Makalah:
[ Format File .doc / .docx Microsoft Word ]
Demikian share file Contoh Makalah wacana Hukum Pengangkutan (Maritim) Penerapan Asas Cabotage dalam Industri Migas di Indonesia, semoga sanggup membantu dan bermanfaat.